Jakarta – Partai politik demi mencapai tujuannya membentuk koalisi. Contohnya, seperti yang dikatakan Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem Ahmad Ali, pembentukan koalisi bersama Partai Demokrat dan PKS tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ketiga partai mesti memiliki kesamaan dan kemauan bersama, termasuk ihwal calon presiden dan wakilnya yang bakal diusung untuk berlaga di Pemilu 2024.
“Persoalan teknis, perdebatan syarat, itu harus dihindari. Jangan sampai saling mengunci,” kata Ali, Selasa, 27 September 2022. Ia menambahkan, ketika tidak dibicarakan secara tuntas, kemudian mengumumkan koalisi, nanti bisa bubar di jalan.
“Lebih bagus terlambat daripada terburu-buru, tapi bercerai,” ujarnya.
Mengutip dari Britannica, koalisi partai politik biasanya aliansi sementara. Koalisi terbentuk ketika tak ada satu pun partai politik yang memperoleh mayoritas yang jelas. Partai yang bersaing pun bernegosiasi untuk bekerja sama.
Mengutip dari buku Handbook of Party Politics karya Richard Katz dan William Crotty, koalisi adalah kumpulan aktor atau pelaku politik yang bersatu untuk meraih kekuasaan.
Anggota dari koalisi bisa bermacam-macam, mulai dari perorangan, kelompok kepentingan, partai, hingga aliansi politik. Koalisi berbagai partai politik untuk meraih kekuasaan di suatu negara. Pembentukan koalisi partai politik dilakukan dengan segala pertimbangan politis yang mesti dipikirkan secara matang.