TIMES NEWS ACEH – Peringatan maulid pada hakikatnya adalah media untuk meneladani akhlak, khususnya bagaimana Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Mengenalkan dan meniru perilaku Nabi menjadi penting bagi para pelajar atau anak didik di kalangan kaum millenial di era digital.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Dr. Tgk Muhammad Aminullah, MA Kepala SMA Swasta Muslimat Samalanga Kabupaten Bireuen kepada media ini, Jum’at, (29/9/2023) dalam momentum peringatan maulid nabi Muhammad Saw.
Wakil Ketua Umum Askopis itumengatakan. dengan maulid,kita belajar sejarah lahirnya Nabi Muhammad yang demikian dimuliakan. Hal ini juga untuk memberikan stimulus terkait nilai-nilai akhlak Nabi kepada pelajar kalangan Nahdhiyin yang melanjutkan pendidikan baik di ponpes (Dayah) maupun luar dayah.
Dalam pandangan Wakil Ketua LPTNU Aceh itu menjelaskan bahwa peringatan maulid juga dapat dijadikan sarana meneladani cara Rasullah menyebarkan agama dengan penuh kesabaran. Kita belajar dari akhlak yang ditonjolkan baginda Nabi saat menyebarkan Islam kala itu.
Tgk. Muhammad Aminullah yang juga dosen Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh menambahkan perayaan Maulid Nabi SAW menjadi sarana untuk menanamkan nilai karakter dengan uswahnya Nabi SAW.
‘’Penanaman karekteri ini baik bagi diri sendiri maupun lingkungan yang diaktualisasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Terutama anak-anak tidak akan pernah mengidolakan seseorang selain sang Rasul disebabkan sudah tertanam dalam dirinya nilai-nilai kenabian, dan pelaksanaan perayaan Maulid Nabilah salah satu caranya,’’ ulasnya.
Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga itu menyebukan pendidikan karakter sendiri adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah SWT, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.
‘’Dalam pendidikan karakter di sekolah misalnya, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh peserta didik dan lingkungan pendidikan,’’ papar wakil Ketua PCNU Bireuen itu.
Pakar Alamtologi kelahiran Pidie ini mengatakan perayaan Maulid Nabi SAW akan mendidik para keluarga dan lebih-lebih anak-anaknya agar memiliki karakter atau akhlak yang mulia. Hal ini sangat mereka rasakan karena pendidikan karakter atau akhlak tidak cukup dilakukan dengan kurikulum dan atau bahan ajar, melainkan harus melalui kehidupan nyata sehari-hari.
‘’Era digital seperti saat ini, betapa banyak orang yang sebenarnya telah tahu tentang kebaikan, tetapi ternyata tidak mampu menjalankan kebaikan itu. Mereka gagal menjalankan kebaikan oleh karena tidak ada contoh atau teladan dan bahkan kebiasaan yang dijalankan,’’ ulasnya.
Tinggalkan Komentar