TIMES NEWS ACEH – Sesudah Tsunami seorang kakek sebatang kara bernama Razali (73 tahun ), Warga Desa Cot Jrat Kecamatan Kota Juang, Bireuen, sampai sekarang tinggal di gubuk reyotnya dengan ukuran lebih kurang 2,5×3,5 Meter.
Razali warga setempat kepada wartawan, Rabu (19/6/2024) mengatakan , sampai sekarang ini saya masih Sebatang kara di gubuk reyot ini tempat berteduh, selama ini sudah bertahun tahun lama nya padahal selama ini sudah banyak juga orang yang mengecek kondisi rumah nya dengan alasan saya belum pernah menikah .
Kata Razali bagaimana saya membuat rumah untuk menikah saja mahar nya saya tidak punya makanya sampai sekarang saya masih sendiri tinggal di gubuk reyot ini .kalau kita dengar peraturan dari pemerintah memang syarat nya harus menikah dan punya tanah punya anak makanya saya tidak menyalahkan pemerintah karena saya rakyat kecil yang tidak punya sanak saudara di kantor pemerintah .
Padahal tahun 2015 sampai sekarang ini saya ada mendengar rumah untuk orang miskin banyak yang di bangun tapi kenyataan banyak tidak mendapatkan seperti saya, mustahil saya bisa bangun rumah , untuk mahar saja saya tidak mampu makanya sampai sekarang ini saya belum menikah apalagi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari terkadang tidak cukup , yang bisa saya lakukan saat ini hanya beribadah dan bertahan hidup dalam usia saya yang sudah lanjut sekarang ini .
Saya berharap semoga ada dermawan yang berbaik hati yang Sudi kiranya membantu membangun tempat teduh yang layak untuk diri nya, harap Razali penuh haru
Hal serupa juga di sampaikan salah seorang warga Gampong Seuneubok Rawa Kecamatan Peusangan Jumiati ( 33 tahun )sebagai IRT mempunyai 2 orang anak yang masih sekolah dasar kepada media ini mengatakan , saya sudah lama tinggal di gubuk reyot ini bersama keluarga sekitar 18 Tahun, kalau mengenai pemerintah membangun rumah untuk kami tidak mungkin , karena kami tinggal di tanah wakaf dan kami belum punya sepetak tanah
apalagi suami saya pekerjaan nya tidak menentu sebagai pekerja harian lepas untuk makan sehari hari dan bisa sekolah anak kami sudah bersyukur semoga ada pihak dermawan yang mau membantu kami , atau bantuan pemerintah untuk mendapatkan rumah rehab bila turun hujan kami tidak basah. pungkas Jumiati dengan penuh harap.
Tinggalkan Komentar