TIMES NEWS ACEH – PB HUDA bekerjasama dengan UNICEF melakukan pelatihan kader Pos Kesehatan Dayah (POSKESDA) dayah se-Kabupaten Aceh Utara. Pelatihan ini dilakukan untuk pelaksanaan program revitalisasi Poskesda di dayah di negeri Pasee tersebut.
“Alhamdulillah, Kegiatan pelatihan kader relawan Poskesda diadakan di Aula PLHU Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara. Acara berlangsung selama 2 hari, rabu dan kamis 9 – 10 November 2022 berjalan sebagaimana yang diprogramkan dan sungguh ini program sangat luar biasa penting untuk kalangan santri dan dayah,” kata Waled Zulfadhli Al-Wahidy Landeng fasilitator acara tersebut kepada timesnewsaceh.com, Sabtu, (12/11/2022) kemarin.
Tokoh agamawan muda yang sangat aktif di dunia dakwah dan pendidikan itu menjelaskan acara ini diikuti oleh 40 Kader relawan terdiri dari 20 relawan laki-laki dan 20 relawan perempuan.
“Peserta ini keterwakilan dari 10 dayah di Aceh Utara. Namun sebenarnya dayah di Aceh Utara sangat banyak, namun pada tahap awal ini sebagai percontohan kita lakukan pada 10 dayah dahulu,” ungkap Wakil Ketua HUDA Aceh Utara itu
Pimpinan Dayah Keumaral Al-Aziziyah Lhoksukon itu sangat mengharapkan pendampingan berkelanjutan dari pihak Dinas Kesehatan di Kabupaten Aceh Utara dan juga stechoulder terkait, supaya santri dan masyarakat di Aceh Utara mampu hidup sehat.
” Aceh Utara seperti yang dimaklumi sebagai daerah langganan banjir termasuk akhir tahun ini, maka keadaan masyarakat sekarang sangat krisis kesehatan. Harapan dari para peserta, acara ini dapat dilakukan secara berkelanjutan supaya berjalan secara aktif sepanjang masa,” lanjutnya.
Ketua NU Aceh Utara itu berharap program mampu memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap santri dan dayah di dunia kesehatan serta kebersihan lingkungan.
“Sebanyak 40 perwakilan dari berbagai dayah di Aceh Utara pasca pelatihan ini nantinya mampu menerapkan konsep yang telah dicetuskan ulama Aceh bekerjasama dengan UNICEF dan ini merupakan amanah yang harus didukung bersama demi kebaikan dan perbaikan santri dan dayah kedepannya,” pintanya.
Waled menekankan kepada santri juga dewan guru untuk menjaga kesehatan dan kebersihan bahkan kelangsungan agama kedepannya ditangan para santri hari ini sebagai calon ulama masa depan dan kesehatan itu mahal harganya jangan anggap kesehatan hal sepele.
“Mencegah diri dari penyakit lebih utama dari pada mengobati pasca sakit, ini sebagaimana tersirat dalam sebuah qaidah tersebut di kitab Asybah Wan Nazair “Dar’u al-mafâsid muqaddam ‘alâ jalbi al-mashâlih (mencegah kerusakan lebih didahulukan ketimbang mengupayakan kemaslahatan),”ulasnya.
Alumni Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga itu menegaskan ketika kesehatan seorang santri menjadi hal yang sangat urgen dan masuk labudda min, bahkan tanpa kesehatan tak akan mampu belajar dengan maksimal.
“Berangkat dari itu tentunya kesehatan juga bagian dari hal yang utama sebagai penunjang keberhasilan masa depan lebih baik dan, bagaimana menjadi juru dakwah dan ahli ilmu kalau tidak sehat. Ini juga tersirat sesuai dengan kaidah “Mâ lâ Yatimmu al-Wâjibu illâ bihi fa Huwa Wâjib (suatu kewajiban tidak akan sempurna, kecuali dengan adanya sesuatu, maka sesuatu tadi hukumnya menjadi wajib,” tegasnya. (Helmi)
Tinggalkan Komentar