TIMES NEWS ACEH – Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober merupakan ikrar suci yang diucapkan oleh pemuda-pemudi seluruh Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan landasan untuk membangun gerakan kebangkitan pemuda Indonesia di era digital seperti saat ini.
“Berbagai cara dan kegiatan dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar dalam memaknai peringatan Sumpah Pemuda. Namun, ada juga yang memperingatinya dengam biasa saja seperti hari-hari biasa,” ujar Tgk Nanda Saputra, M. Pd Ketua Umum Asosiasi Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi (DKLPT) momentum HSP (Hari Sumpah Pemuda). ke-95 kepada media ini, Minggu, (29/10/2023).
Pria yang juga Ketua ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) Kabupaten Pidie itu mengatakan kalau kita lihat sekarang dikalangan mahasiswa dan pelajar peringatan Sumpah Pemuda ada yang menganggap biasa saja. Kita kawatirkan makna Sumpah Pemuda mulai luntur dan berkurang dikalangan mereka. Mahasiswa mulai jarang mengucapkan bahkan mendengarkannya.
“Peringatan Sumpah Pemuda juibertujuan untuk meneladani semangat sumpah pemuda yang saat ini tidak harus berperang di medan juang, namun juga bisa melakukan hal positif yang berguna bagi bangsa dan negara,” sambungnya
Kandidat Doktor Universitas Sebelas Maret itu menyatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat dan mengenang sejarah bangsanya. Dengan mengenangnya kita mendapat semangat untuk meneruskan perjuangan kemerdekaan membawa Indonesia menjadi negara maju.
“Jangan pernah takut bermimpi, karena menjadi besar berawal dari mimpi
Menurutnya, perayaan Sumpah Pemuda bisa mengokohkan rasa nasionalisme seluruh mahasiswa dan pelajar. Guna menumbuhkan semangat nasionalisme, cinta tanah air, dan memaknai momen hari Sumpah Pemuda dibutuhkan juga peran para akademisi.
“Kita akademisi untuk membangkitkan kembali semangat para pemuda Indonesia terutama kalangan mahasiswa dan pelajar,” ujarnya.
Gus Nanda yang juga Direktur Pedir Reseach Institut itu menyebutkan dengan semangat Sumpah Pemuda ini, kalian bisa berkreasi dengan memperhatikan aspek budaya. Seperti misalnya terinspirasi dari para petarung di masa lalu. Sebagai generasi muda juga perlu menjaga dan mengetahui sejarah dan budaya agar tidak diklaim oleh bangsa lain.
“Menambah wawasan tersebut dapat dilakukan dengan mengunjungi museum, membaca buku, dan menonton video dokumenter sejarah. Dari sejarah dan budaya inilah kita belajar bagaimana menjadi manusia Indonesia seutuhnya di tengah modernisasi,” ulasnya
Direktur Penerbit Muhammad Zaini itu menambahkan, selain itu mahasiswa dan pelajar bisa mengisinya dengan saling menghormati, menjaga toleransi antar sesama, dan meneruskan perjuangan para pahlawan dengan berperan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia.
“Saling memghormati dan bertoleransi antar teman beda agama, suku, dan tidak membeda-bedakan untuk menjaga kesatuan dan persatuan negara. Sebagai mahasiswa dan pelajar juga harus giat belajar untuk meneruskan perjuangan pahlawan,” tutupnya.
Tinggalkan Komentar